Daerah

Berbekal Ijazah S1 Ma’had Aly Tebuireng, Wildan Ulumul Fahmi Masuk S2 UGM

Wildan Ulumul Fahmi, lulusan Ma'had Aly Tebuireng

Wildan Ulumul Fahmi, lulusan Ma'had Aly Tebuireng

Tebuireng (Kemenag) --- Rekognisi pemerintah atas ijazah Ma’had Aly mulai dirasakan manfaatnya oleh para alumni. Selain bisa untuk mendaftar seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), ijazah S1 Ma’had Aly juga bisa untuk melanjutkan kuliah magister di perguruan tinggi.

Adalah Wildan Ulumul Fahmi, lulusan Marhalah Ula (M1) atau S1 Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) Tebuireng diterima kuliah S2 pada Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Diumumkan pada 21 Maret 2024, lulusan MAHA 2018 ini dinyatakan lulus tes masuk UGM melalui jalur reguler, untuk pilihan Program Studi Magister Agama dan Lintas Budaya (Prodi ALB) atau Center for Religius and Cross-Cultural Studies (CRCS) UGM.

“UGM merupakan pilihan kedua saya. Sebenarnya saya ingin melanjutkan studi di kampus negara barat (luar negeri), seperti di Inggris atau Amerika Serikat. Bekal saya untuk berangkat ke barat sudah saya persiapkan. Namun, untuk melanjutkan studi di negara barat, ada satu dua hal yang mengharuskan saya untuk menunggu kembali pada waktu itu. Di sisi lain, saya sudah sangat ingin untuk melanjutkan studi. Maka daripada menunggu kembali, saya coba mencari opsi kampus di Indonesia yang setidaknya mempunyai kurikulum dan model kajian yang sama seperti di universitas negara barat. Alhamdulillah, pilihan saya di CRSCS UGM Yogyakarta tersebut,” ungkap Wildan di Tebuireng, Sabtu (27/4/2024).

Wildan memilih Prodi ALB atau CRCS UGM karena tertarik dengan kajian sosial. Bidang kajian ini juga pernah dipelajari saat menjadi Mahasantri MAHA.

“Ada kajian Living Hadis dan Sosiologi Agama di MAHA. Saya tertarik karena Living Hadis dan Sosiologi Agama beririsan langsung dengan kajian sosial. Meskipun ada beberapa faktor yang lain, tapi faktor inilah yang paling berpengaruh untuk pilihan saya saat ini di UGM,” tuturnya.

Wildan mendaftar di CRCS UGM pada 5 Maret 2024. Dia selanjutnya mengikuti Tes Potensi Akademik (TPA), toefl/ielts (dibuktikan dengan penyerahan sertifikat skor toefl/ielts), dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan pengantar Bahasa Inggris dengan tiga penguji, salah satunya dari luar neger.

“Dengan ijazah M1 MAHA, saya awalnya pesimis mendaftar di universitas dalam negeri. Dengan ijazah itu, justru saya lebih percaya diri ketika mendaftar di kampus luar negeri. Setelah semua tes masuk UGM saya ikuti, alhamdulillah pada 21 Maret 2024 saya dinyatakan lulus,” sebutnya.

Prestasi Wildan diapresiasi pimpinan MAHA Tebuireng. Wakil Mudir Bidang Akademik, Mohamad Anang Firdaus, mengatakan, capaian Wildan membuktikan bahwa apa yang diajarkan oleh MAHA memang bisa diakui dan dinikmati banyak pihak. “Dengan diterimanya Mas Wildan di UGM, harapannya akan bisa menghentikan perdebatan mengenai legalitas Ma’had Aly saat ini,” ucapnya.

“Untuk mahasantri MAHA, pencapaian Mas Wildan ini bisa menjadi motivasi bagi kalian yang memiliki interest dan cita-cita untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi umum yang mempunyai rumpun keagamaan di dalamnya. Sehingga teman-teman MAHA dapat belajar hadis melalui berbagai macam perspektif dan pendekatan, yang kemudian hal tersebut akan memperkuat pemahaman kalian atas bacaan-bacaan teks keagamaan nantinya, khususnya dalam kajian hadis,” pungkasnya. (Ach. Syifa’ Qolby)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua