Katolik

Hari Minggu Paskah II: Minggu Kerahiman Ilahi

Ilustrasi

Ilustrasi

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Hari ini, Injil Yohanes mengisahkan para murid berkumpul dengan pintu terkunci karena takut kepada orang Yahudi. Meskipun pintu ditutup, Yesus berdiri di tengah-tengah mereka dan menyapa mereka dengan kata-kata "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Bersamaan dengan kisah ini, Gereja Katolik menetapkan Minggu Kedua Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi.

Kehadiran Yesus di tengah-tengah para murid-Nya, bukan hanya untuk membuktikan kebangkitan-Nya dan menawarkan damai kepada murid-murid-Nya yang takut. Kata-kata “damai sejahtera bagi kamu” lebih dari sekadar kata penghiburan tetapi juga secara efektif memberikan kedamaian. Kedamaian dari Roh Tuhan.

Selanjutnya, salam damai sejahtera ini disertai dengan misi perutusan, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu". Yesus mengutus murid-murid-Nya sebagaimana Bapa mengutus-Nya ke dunia.

Salam damai sejahtera yang Tuhan berikan bukanlah kedamaian bersifat pasif untuk menenangkan dan menghibur diri para rasul tetapi sebuah tugas perutusan yaitu membawa kedamaian keluar dari diri dan membagikan pesan kebaikan dan cinta Tuhan kepada orang lain. Salam damai sejahtera merupakan konfirmasi timbal balik dari iman kita kepada Tuhan yang bangkit dan menunjukkan iman ini melalui cara kita berhubungan satu sama lain dalam hidup sehari-hari. Kehadiran murid-murid Yesus harus membawa kedamaian atau menjadi simbol kedamaian bagi orang yang dilayani.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada 30 April 2000, Paus Yohanes Paulus II mendeklarasikan Minggu Paskah Kedua sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Yesus mengutus para murid-Nya untuk sebuah misi. Apakah misi itu? Misi itu adalah misa pengampunan dosa atau misi kerahiman Ilahi.

Yesus secara khusus menciptakan kembali murid-murid-Nya untuk memungkinkan mereka menerima kuasa Ilahi, yaitu mengampuni dosa. Yesus menghembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Yesus menghendaki agar Gereja-Nya melanjutkan misi kerahiman-Nya. Yesus memberikan otoritas Ilahi untuk mengampuni dosa kepada para murid-Nya.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Misi kerahiman Ilahi dalam konteks orang Katolik saat ini tidak hanya sekadar melaksanakan ritus sakramen rekonsiliasi (mengakui dosa-dosa kita dan meminta pengampunan Tuhan), tetapi harus ditindaklanjuti dalam kehidupan rill sehari-hari. Kerahiman Allah itu mesti kita tunjukkan dalam kehidupan sehari hari mulai dari dalam keluarga hingga dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Sikap saling memaafkan, mengakui kekurangan dan kesalahan diri, serta mengampuni orang lain adalah bentuk praktik kerahiman Ilahi dalam hidup sehari-hari. Hindari kata-kata “saya bisa mengampuni orang lain tetapi tidak bisa melupakannya” adalah kalimat penyamar hati yang berbunyi “saya tidak mau memberi ampun”. Tuhan bersabda: jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Mat. 6:14).

Yuvensius Sepur (Kasubdit Pendidikan Tinggi Ditjen Bimas Katolik Kemenag)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua